jari-jarimu mengalir bagaikan hujan
menyusur liuk selokan dan
sedu sedan persimpangan jalan
sebelum kau sampai pada sudut
yang membuat kita terpaut
“di sini?”
aku menepi
membiarkanmu meraba sepi
sketsa yang dengan sempurna kututupi
cat minyak dan harum aromaterapi
“ya,” jawabku kali ini
hanya ada kita berdua
dan hangat di sekeliling kita
saat waktu berhenti melaju
dan bayang-bayang kita bertemu
menjadi satu
“aku mencintaimu.”